Diera globalisasi ini, pergerakan orang dan barang makin cepat dan mudah. Dengan semakin mudahnya akses keluar masuk antar negara yang kemudian mempermudah proses pertukaran baik budaya maupun hal-hal lain, modernisasi pun tercipta. Teknologi transportasi yang berkembang dengan pesat memberikan pelayanan prima. Inilah dampak positif dari arus

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Globalisasi yang mulai dicanangkan sejak abad ke-20, menjadikan masyarakat dunia harus siap menghadapi pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan negara. Tidak terkecuali aspek budayanya, yang mana kemudian disebut dengan globalisasi budaya. Globalisasi budaya merupakan penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia dengan cara-cara tertentu untuk memperluas dan memepererat hubungan sosial. Proses globaliasasi ditandai dengan konsumsi budaya bersama melalui media. Perkembangan pesat proses globalisasi budaya ini didukung oleh kecepatan dan kemudahan dalam akses arus informasi dan komunikasi. Namun hal ini menjadi implikasi karena pada kenyataannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu dikuasai oleh negara-negara maju. Negara maju identik dengan negara barat, dan merekalah yang menjadi pengontrol dan penggerak utama komunikasi internasional. Selain itu komunikasi dan transportasi internasional juga menjadi penghilang batas-batas budaya setiap menjadi sebuah istilah yang digunakan oleh Amerika untuk mempengaruhi negara-negara lain. Dimana menghasilkan fenomena sebagai substitusi budaya Amerika dengan budaya lain. Globalisasi ini memunculkan kekhawatiran akan keragaman budaya dunia, perilaku dunia barat khususnya Amerika seolah-seolah sedang melemparkan bom budaya terhadap masyarakat dunia. Dikenal sebagai negara adidaya, selain menguasai perekonomian dunia mereka pun berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga negara-negara berkembang tersebut menjadi dilema dalam menemukan identitas budaya nasionalnya. Misalnya industri perangkat keras dan lunak komunikasi global dimiliki oleh beberapa perusahaan transisional, terutama yang berbasis di Amerika Serikat. Contoh lain yang paling banyak dibicarakan misalnya adalah percampuran makanan, sebut saja dan Starbucks merupakan gerai makanan cepat saji Amerika yang mendunia. Imperialisme budaya merupakan hegemoni ekonomi, teknologi dan budaya dari negara-negara industri yang akhirnya menentukan arah kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya dunia. Negara-negara barat mendominasi media dunia yang memiliki dampak besar pada negara-negara berkembang dengan cara memaksa mereka dengan ideologi barat, yang lambat laun justru akan menghancurkan budaya asli mereka. Negara barat memproduksi hampir semua industri media, seperti film, berita, dan musik. Kemudian negara-negara berkembang berperan sebagai konsumen; menjadi penonton media yang disajikan, berupa cara hidup, kepercayaan dan pemikiran ala barat dan kemudian mengadopsinya sehingga mampu merusak budaya asli mereka. Penguasaan teknologi inilah yang menjadi titik awal budaya barat bisa mendunia. Kebudayaan setiap negara cenderung mengarah pada globalisasi dan menjadi perdaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Globalisasi budaya juga didukung oleh adanya regionalisasi dan lokalisasi di pasar media. Misalnya dalam bidang hiburan massa melalui tayangan dari produk media sudah sangat terasa bermuara dari negara barat. Produk-produk media barat meningkatkan konsentrasi yang mendalam bagi budaya di luar Amerika dan Inggris, Dengan kecenderungan kearah regionalisasi dan lokalisasi konten media yang sesuai dengan prioritas budaya khalayak dan ketakukan pada dunia yang dihomogeniasasi budaya. Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa memang perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada negara-negara berkembang. Pesatnya perkembangan teknologi informasi yang menjadi sarana pendukung difusi budaya yang juga memberikan alternatif hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat dunia. Namun Amerikanisasi budaya yang sudah semakin luas dianggap menjadi sebuah kebenaran budaya oleh masyarakat dunia. Hal ini menjadi dampak negatif bagi bangsa manapun yang rakyatnya justru lebih mendewakan budaya barat, terlepas dari banyaknya kemajuan yang dirasakan namun jika tidak diimbangi dengan kemampuan pemilahan budaya yang benar tentu saja menjadi sebuah kerugian bagi negara maupun masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat memungkinkan eksistensi budaya lokal dapat dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan budaya modern. Lalu ketika masyarakat tidak lagi tertarik, menikmati, apalagi sampai tidak mau melestarikan budaya adalah dampak terburuk yang akan terjadi karena budaya aslinya akan hilang tergerus perkembangan zaman. Akibatnya negara tidak lagi memiliki keberagaman budaya dan menjadi homogen akibat Amerikanisasi. Globaliasi di era millennial menjadi semakin tidak terkendali lagi, sehingga masyarakat harus mampu untuk beradaptasi dengannya. Untuk melakukan adaptasi diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap mempertahankan kearifan lokal. Globalisasi budaya harus diantisipasi dengan memperkuat identitas budaya nasional, untuk itu negara-negara berkembang harus lebih memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara nilai-nilai lurhurnya agar tidak digerus oleh budaya asing.***Daftar Pustaka Khisan Thissu, Communication Continuity and York Oxford University Press diolah dari berbagai sumber. Lihat Pendidikan Selengkapnya
terjadidi Indonesia dan negara-negara di dunia globalisasi sebagai sesuatu yang tidak bisa dihindari. Pada era globalisasi, ada kecenderungan yang kuat terjadinya proses universalisasi yang melanda seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu implikasi penyeragaman terlihat dengan munculnya gaya hidup global seperti: makanan, pakaian dan musik.
Pengertian Globalisasi Konsep globalisasi dapat dengan mudah dipahami melalui pemenggalan kata global’ dan sasi’. Kata global’ merujuk pada lintas batas dan kata sasi’ merujuk pada perubahan / proses menjadi. Untuk mempermudah mengingat, globalisasi dapat diartikan secara singkat sebagai proses perubahan sosial pada skala lintas batas. Globalisasi mengacu pada suatu kondisi perubahan sosial dimana negara, wilayah dan masyarakat saling terkoneksi satu sama lain, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, serta sosial budaya. Globalisasi merupakan suatu fase perubahan yang dialami oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia. Ciri khas dari era globalisasi yaitu semakin kaburnya batas-batas geografis antar negara. Pertukaran informasi serta arus barang maupun jasa tidak lagi hanya dilakukan dalam cakupan negara lokal, nasional namun juga merambah lintas negara global, internasional. 3 Aspek Globalisasi beserta Contohnya Globalisasi merupakan fenomena dunia sehingga sangat memiliki pengaruh terhadap setiap aspek kehidupan manusia. Berikut merupakan contoh-contoh globalisasi dari masing-masing aspek kehidupan, yaitu Aspek Ekonomi Ilustrasi e-commerce yang membawa perubahan pada mekanisme jual-beli barang. Sumber gambar Pada aspek ekonomi, globalisasi mengacu pada perubahan yang terjadi pada mekanisme pertukaran barang dan jasa. Dalam hal ini, seseorang tidak perlu pergi ke Amerika untuk membeli produk fashion disana atau kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Selain itu, kalaupun seseorang memiliki banyak sekali uang, ia dapat membeli vila penginapan di Hawai dengan membayar jasa konsultasi kepada agen properti yang ada disana. Segala produk yang tersedia di pasaran dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja dengan bantuan internet. Kehadiran e-commerce kepanjangan electronic commerce; perdagangan elektronik seperti Amazon, e-bay, Shopee, Lazada dan lain-lainnya semakin memudahkan pengiriman barang lintas batas. Memesan sepatu yang sedang trend di Eropa hingga memesan produk kecantikan milik idol pop di Korea sangatlah mungkin dengan mekanisme pengiriman internasional yang ditawarkan oleh situs e-commerce tertentu. Pada era globalisasi, transaksi uang dan barang antar negara bergerak sangat cepat lebih dari yang kita bayangkan serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dunia. Aspek Politik Ilustrasi Aktivitas gerakan yang dilakukan oleh pelajar di dunia untuk mempengaruhi kebijakan terkait lingkungan. Sumber gambar Globalisasi membawa pengaruh besar pada arah kebijakan politik negara-negara di dunia. Jika sebelumnya kebijakan politik hanya mencakup skala nasional, era globalisasi mendorong terintegrasinya kebijakan-kebijakan politik di berbagai negara dan memungkinan terciptanya bentuk-bentuk kerja sama politik antar negara. Contoh kerja sama politik tersebut diantaranya seperti Uni Eropa UE, International Monetary Fund IMF, World Bank, dan World Trade Organization WTO. Pada aspek politik, globalisasi juga ditandai dengan beroperasinya aktivitas-aktivitas politik yang mempromosikan nilai-nilai universal pada skala global. Nilai-nilai universal tersebut diantaranya seperti hak asasi manusia, kesetaraan, permasalahan lingkungan dan lain sebagainya. Maraknya aktivitas politik yang terjadi pada negara tertentu sangat mungkin mempengaruhi negara lain di dunia, hal ini khususnya dipengaruhi oleh kehadiran media massa. Konsekuensi dari hal tersebut yaitu terjadinya fenomena gerakan sosial pada level global yang dilakukan oleh para warga masyarakat guna mempengaruhi kebijakan pemerintah tertentu. Dalam rangka memperjuangkan kepentingan politisnya, para warga yang tergabung menjadi bagian dari gerakan sosial tertentu akan berjejaring dengan masyarakat global dan bekerja sama dengan dengan organisasi internasional. Aspek Sosial Budaya Ilustrasi fans kpop yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Sumber gambar Pada aspek sosial budaya, konsep globalisasi merujuk pada proses terintegrasinya gagasan, nilai, norma, perilaku serta cara hidup sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, sebagian besar individu dibentuk oleh pengaruh masyarakat dunia. Di Indonesia contohnya, kita bisa dianggap ketinggalan zaman jika kita belum menonton film Avengers atau mendengarkan album terbaru Justin Bieber. Amerika Serikat menjadi kiblat perfilman dan musik dunia, Korea Selatan menjadi kiblat tren kecantikan, Paris menjadi kiblat fashion wanita, dan lain sebagainya. Berbagai wilayah di dunia memiliki elemen sosial budayanya masing-masing dan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet. Pada intinya, globalisasi pada aspek sosial budaya dapat diartikan sebagai fenomena sosial dimana praktik-praktik kebudayaan yang dilakukan individu bukan hanya dipengaruhi oleh dirinya sendiri namun oleh masyarakat global. Dimanapun individu itu berada, ia memiliki kemungkinan untuk terpapar budaya-budaya dari luar negaranya. Sebagai contoh, terdapat sebagian individu yang terobsesi dengan budaya kehidupan masyarakat Korea Selatan melalui pengaruh idol pop kegemarannya, sebagian individu lainnya tergila-gila dengan budaya Jepang melalui film anime yang ditontonnya setiap hari. Adapun tak jarang para wanita Indonesia berusaha merubah tampilan hidungnya menjadi mancung dan berkulit putih karena terbiasa mengikuti keseharian para artis Hollywood kegemarannya di sosial media. Faktor Pendorong Globalisasi Globalisasi tidak serta merta tercipta dengan sendirinya. Terdapat tiga faktor utama yang mendorong terjadinya globalisasi, yaitu 1. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Faktor pendorong utama globalisasi yaitu kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan proses pertukaran informasi di berbagai pelosok dunia. Kemajuan teknologi tersebut yang membuat semakin kaburnya batas-batas geografis antar negara di dunia karena semua informasi yang individu butuhkan dapat tersedia dalam genggaman dan hanya dengan sekali klik. Kehadiran ponsel pintar serta internet koneksi 5G merupakan contoh dari perkembangan teknologi yang mendorong globalisasi terus terjadi. Era globalisasi sangatlah identik dengan kecepatan, kemudahan dan ketersediaan. Arus informasi dan komunikasi berlangsung begitu cepat, berbagai peristiwa dunia dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja dengan bantuan ponsel pintar. Pun segala jenis informasi, barang dan jasa akan selalu tersedia bagi tiap-tiap individu yang membutuhkannya dengan bantuan akses internet. Pertukaran informasi menjadi lebih mudah di seluruh dunia. Sumber gambar 2. Kehadiran perusahaan multinasional Perusahaan multinasional merupakan intrumen lain yang mendorong terjadinya globalisasi. Sebagai contoh, terdapat perusahaan besar skala multinasional yang menanamkan modal, aset serta memutuskan untuk membangun pabrik di negara berkembang dimana tenaga kerja murah dan bahan baku mentah tersedia. Perusahan multinasional tersebut pada dasarnya telah menjalankan aktivitas ekonomi skala besar dan sangat mempengaruhi perekonomian nasional di negara berkembang yang mereka tempati. Perusahan-perusahaan multinasional juga semakin mengaburkan batas-batas geografis antar negara karena pada dasarnya eksistensi mereka sangat ditentukan oleh pasar dunia. Modal dan aset perusahaan tersebar di berbagai negara serta manajemen perusahaan dikelola secara lintas batas oleh karyawannya. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Globalisasi tidak dimungkiri mampu menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia. Meskipun globalisasi banyak membawa dampak positif, faktanya juga terdapat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, antara lain yaitu Dampak Positif Globalisasi memungkinkan individu antar negara untuk saling berkomunikasi secara mudah dan juga murah; Globalisasi memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dan diseminasi pengetahuan secara cepat dan tepat; Globalisasi memungkinkan masyarakat dari berbagai komunitas, negara serta latar belakang budaya dan agama yang berbeda untuk saling mengenal dan memahami perbedaan satu sama lainnya; Globalisasi membawa nilai-nilai universal, misalnya mengenai isu-isu kemanusiaan seperti kesetaraan, keadilan, demokrasi dan lain sebagainya, serta isu-isu agenda pembangunan dunia. Dampak Negatif Globalisasi memunculkan perilaku budaya masyarakat konsumtif. Sebagai contoh, kemudahan untuk mengakses media masa serta kehadiran media sosial mendorong individu untuk terus membeli barang-barang terkini sebagaimana tren yang berkembang; Globalisasi membawa pengaruh pada bahasa dan kebudayaan lokal. Dalam hal ini, Bahasa Inggris yang dikenal dengan bahasa internasional memiliki kemungkinan untuk mengikis bahkan menghilangkan bahasa-bahasa lokal; Globalisasi memiliki kemungkinan untuk menghilangkan tradisi, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat; Globalisasi memperlebar kesenjangan sosial pada skala lokal, nasional dan global. Dalam hal ini, masyarakat perdesaan terpencil yang kesulitan dalam mengakses internet akan semakin tertinggal jika dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Begitupun dalam skala global, negara yang tidak memiliki kemampuan mengembangkan teknologi akan jauh tertinggal dengan negara-negara maju lainnya dalam aspek pertumbuhan ekonomi; Globalisasi berpotensi menghasilkan kriminalitas skala lintas batas. Contohnya yaitu seperti perdagangan narkoba, perdangan manusia, penipuan dan lain sebagainya. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Sehari-hari Globalisasi berkontribusi besar pada pertukaran nilai-nilai budaya antar komunitas masyarakat dunia. Kebanyakan negara tidak lagi dapat berdiri sendiri melainkan terintegrasi kedalam sistem dan nilai-nilai masyarakat global. Dalam hal ini, media memiliki peran besar dan menjadi alat dalam penyebarluasan nilai-nilai tersebut. Keberadaan media – seperti TV/radio/HP, koran, majalah dan lain sebagainya – telah melahirkan ikatan serta kontak budaya antar manusia yang berbeda negara. Adapun komunikasi dan perkembangan ilmu pengetahuan juga turut membantu menjembatani jarak budaya antar negara-negara di dunia. Meskipun interaksi antara konsep globalisasi dan budaya memperlihatkan pengaruh positif dimana telah terjadi pertukaran nilai budaya, namun demikian perlu disadari bahwa globalisasi berpotensi untuk mempengaruhi tergerusnya identitas budaya lokal. Generasi muda Indonesia khususnya, tidak sedikit diantara mereka yang terbawa pengaruh budaya asing, misal dari aspek kehidupan sehari-hari seperti merek pakaian favorit, genre lagu favorit, film favorit, atau sekedar preferensi makanan. Sebenarnya tanpa kita sadari setiap tindakan yang kita pilih sehari-hari sangat dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi melalui media. Adapun globalisasi pada dasarnya juga melahirkan asimilasi atau percampuran budaya, yakni dimana budaya-budaya minoritas akan terbawa arus budaya yang lebih besar. Hal ini tersebut cenderung mengancam keberagaman budaya serta identitas lokal. Sebagai contoh, kebanyakan generasi muda akan cenderung mendengarkan genre musik elektro pop khas Billie Eilish dibandingkan musik dangdut atau gamelan atau musik khas kampung halaman orangtuanya misalnya. Contoh lain, para milenial akan cenderung menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari agar terlihat keren, bahasa-bahasa daerah tentunya dianggap tidak begitu penting. Upaya Menghadapi Globalisasi Tidak dapat dipungkiri, globalisasi sangat identik dengan nilai-nilai modernitas. Sebagian besar komunitas masyarakat berlomba-lomba menjadi masyarakat modern, sebagian besar manusia pun pada hakikatnya berupaya merubah diri menjadi manusia modern. Pada prinsipnya, tidak ada yang salah dengan globalisasi dan peradaban modern, malah faktanya masyarakat kita banyak terbantu dengan kemudahan berkomunikasi dan kemajuan teknologi. Fakta lainnya yaitu kita kemungkinan besar tidak akan mampu menghindari arus globalisasi dengan cakupannya yang begitu luas disetiap aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu menjadi penting bagi kita sebagai individu untuk pintar-pintar bersikap guna terhindar dari perilaku yang menggerus nilai, budaya, adat dan kebiasaan lokal yang kita miliki. Dalam hal ini, melatih kemampuan berpikir kritis dengan cara menyaring setiap informasi yang kita konsumsi sehari-hari melalui media massa dapat dikatakan salah satu upaya untuk menghadapi globalisasi. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir kembali dan mempertimbangkan informasi yang diperoleh sebelum menerapkan suatu tindakan. Dengan berpikir kritis, individu akan memiliki kontrol yang lebih baik atas perilaku dan tindakannya sehari-hari, dibandingkan sekedar mengikuti arus tren semata. Kontributor Sabrina Burhanudin, Alumni Sosiologi FISIP UI Materi lainnya Stratifikasi Sosial Mobilitas Sosial Multikulturalisme
Sebagianlainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh Globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, masyarakat dunia semakin terbuka terhadap berbagai informasi. Gejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah .... A. universalisme antarkelompok B. guncangan sosial budaya di berbagai bidang C. konsumerisme dan hedonisme meningkat D. tindak kriminalitas meningkat E. ancaman kerusakan lingkunganPembahasanGejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah guncangan sosial budaya di berbagai B-Jangan lupa komentar & sarannyaEmail nanangnurulhidayat terus OK! 😁
TujuanMakalah. Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap eksistensi kebudayaan daerah. 2. Untuk meningkatkan kesadaran remaja untuk menjunjung tinggi kebudayaan bangsa sendiri karena kebudayaan merupakan jati diri bangsa. 3. untuk memenuhi nilai mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial.
AKSES INFORMASI MELALUI MEDIA MASSA DI ERA GLOBALISASI PERSPEKTIF ETIKA MEDIA Anita Teknologi mengarahkan Oleh Septiani Rosana* Abtraksi Informasi masyarakat dan untuk komunikasi selalu telah membutuhkan informasi tentang segala hal di dalam kehidupannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan alatalat komunikasi, berbagai yang informasi. berfungsi Dengan untuk kecanggihan mengakses teknologi, sebuah hanphone dan Iphone mempunyai berbagai fasilitas yang terkoneksi tingkat ekonomi dengan di internet. level bawah, Masyarakat tidak akan dengan dengan leluasa mengakses informasi sesuai dengan kebutuhannya, karena keterbatasan sarana dan biaya untuk mengakses informasi tersebut. informasi diantara Kesenjangan kelas ekonomi dalam atas mengakses elit dengan kelas ekonomi bawah sangat kentara kita lihat. Meski secara idealnya, media massa adalah bersifat massa dan bisa dikonsumsi ataupun diakses oleh siapapun, namun pada kenyataannya mengaksesnya. tidak semua masyarakat dapat Kata Kunci akses informasi, teknologi informasi dan komunikasi 47 Pendahuluan “Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, memperoleh, serta memiliki, berhak menyimpan, untuk mencari, mengolah dan menyampaikan infomasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.” Pasal 28F UUD 1945 Berdasarkan pernyataan dari pasal 28F UUD 1945 di atas, menunjukkan bahwa menjadi hak asasi bagi setiap warganegara Indonesia jenis yang untuk berkomunikasi dan memperoleh berbagai informasi dengan menggunakan segala media mengembangkan warganegara diri tersedia, dan mempunyai yang lingkungan hak yang bertujuan untuk sosialnya. sama untuk Setiap bisa mengakses informasi melalui media massa yang tersedia, baik media cetak, elektronik, maupun media online. Teknologi informasi kini telah berkembang dengan sangat pesat. dengan Komunikasi sangat cepat dan tanpa informasi batas berlangsung negara. Proses demokratisasi yang tak dapat dibendung ini juga dipicu oleh perkembangan teknologi informasi. Indonesia sejauh ini telah dengan relatif lahirnya cukup cepat undang-undang melakukan yang antisipasi menjamin adanya kebebasan berkomunikasi dan memperoleh informasi. Tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi berdampak langsung orang lebih terhadap mampu cepat era menerima dari keterbukaan. informasi sebelumnya. Saat secara ini setiap langsung Keterbukaan dan membuat masyarakat seakan berada dalam dunia tanpa batas, baik dari dimensi waktu, wilayah, profesi, norma, realita, bahkan batas-batas susila. agama, ras, 48 Media massa merupakan elemen penting dalam masyarakat. Media merupakan "sistem saraf pusat dari AS, rantai informasi penting yang varietas atau jenisnya tanpa jeda," kata Hiebert, Ungurait, dan Bohn 1991565 dalam Reuss 1996128. Media membantu untuk menjaga pendapat informasi tentang mengirimkan dan memberikan berbagai budaya, dan isu, hiburan, survei membantu membentuk lingkungan, ekonomi dengan mempromosikan barang dan jasa. Media membantu mendidik dan bersosialisasi dengan beragam populasi. Tapi media massa bukan meskipun saluran banyak dari langsung mereka pada kesatuan terlihat sama dan mencakup topik yang sama. atau sosial, terdengar Seiring dengan perkembangan era globalisasi, media massa mempunyai peran yang sangat strategis dalam suatu negara, termasuk di Indonesia. Teknologi Informasi dan komunikasi telah mengarahkan masyarakat untuk selalu membutuhkan informasi tentang segala hal di dalam kehidupannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya penggunaan alat-alat komunikasi, seperti handphone, Iphone, tablet, notebook. Mereka membutuhkan handphone atau Iphone, tidak hanya sekedar untuk berkomunikasi tetapi juga kecanggihan mempunyai internet. untuk teknologi, berbagai mengakses sebuah fasilitas informasi. hanphone yang dan terkoneksi Dengan Iphone dengan Masyarakat dengan tingkat ekonomi di level bawah, tidak akan dengan leluasa mengakses informasi sesuai dengan kebutuhannya, karena keterbatasan sarana dan biaya untuk mengakses informasi tersebut. Kesenjangan dalam mengakses informasi diantara kelas ekonomi atas 49 elit dengan kelas ekonomi bawah sangat kentara kita lihat. Meski secara idealnya, media massa adalah tidak semua bersifat massa dan bisa dikonsumsi ataupun diakses oleh siapapun, namun masyarakat miskin yang dapat dalam pada kenyataannya mengaksesnya. kehidupan Terutama masyarakat sehari-hari kekurangan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. dan Sebagai contoh adalah pedesaan-pedesaan wilayah-wilayah pelosok atau yang pedalaman berada pada wilayah perbatasan antarnegara di daerah Kalimantan. Masih terdapat wilayah yang blank sinyal, sehingga arus informasi dengan ke baik. wilayah Blank tersebut signal tidak masih bisa banyak diterima terjadi di beberapa wilayah desa di Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga komunikasi menggunakan radio SSB merupakan satu-satunya jaringan informasi penghubung antar desa di kabupaten ini. Demikian disampaikan Augus R Unggul, Asisten III Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas KKA disela-sela pembukaan bimbingan teknologi aktifitas Kelompok Informasi Masyarakat KIM dalam rangka desa informasi di Anambas, Selasa 19/6. Kondisi blank signal ini telah menyebabkan perputaran informasi masyarakat dalam wilayah KKA lebih sulit dilakukan, dibandingkan dengan komunikasi dari pusat kabupaten ke kota lain di Indonesia. Sementara wilayah Anambas memiliki banyak pulau yang tersebar dan dimukimi oleh masyarakat, sehingga kebutuhan informasi menjadi sangat penting. "Masih banyak desa-desa yang blank signal dan tidak bisa dijangkau jaringan telepon sama sekali. Baik itu seluler maupun telepon analog biasa," katanya. 50 Irfani, Yuliai. 2012. Masih banyak desa blank diakses 1 Juli 2012 Dari uraian fakta tersebut di atas menunjukkan bahwa akses informasi melalui media, belum sepenuhnya bisa dinikmati oleh masyarakat di segala lapisan dan di segala massa penjuru belum wilayah tanah menjangkau terpencil. mengakses media, masyarakat wilayah yang ibukota. air Indonesia. sepenuhnya Peluang baru dan dinikmati tinggal Ketika Industri ke dalam informasi wilayah- kesempatan oleh diwilayah media untuk sebagian perkotaan bisa warga ataupun diakses di wilayah pedesaan, itupun hanya dinikmati oleh mereka yang mempunyai cukup uang untuk membayar biaya akses informasi tersebut. Ketidaksetaraan informasi di masyarakat merupakan salah satu isu politik yang utama pada masyarakat informasi. Permasalahan Kesenjangan dalam memperoleh informasi dikalangan elit dan masyarakat biasa, khususnya masyarakat miskin, mungkin Kondisi wilayah sudah ini terjadi dapat perkotaan terpencil, dimana keberadaannya. sejak dulu kita lihat sarana dan dan Informasi hingga bila wilayah kita desa ini. berada di yang sangat bukanlah milik prasarana publik saat masih minim perseorangan tetapi informasi tersebut juga harus dapat diakses oleh publik melalui media massa apapun. ini yang Industri media massa dan pemerintah sampai saat telah berusaha terpencil agar untuk menjangkau berbagai wilayah-wilayah informasi dapat sampai 51 kepada seluruh warga informasi-informasi tersebut yang membutuhkan signal-signal Negara Indonesia. seharusnya akses media telekomunikasi, Takjarang bersifat yang misalnya publik menggunakan melalui televisi, handphone, internet. Apabila koneksi belum menjangkau sampai wilayah-wilayah pelosok dipenjuru Indonesia, maka informasi tersebut juga tidak akan bisa menjangkau ke seluruh lapisan masyarakat. Struktur peluang melalui pasar bagi media kaum ternyata miskin massa. tidak untuk mampu mengakses Bagaimanakah massa mengatasi masalah tersebut? memberikan informasi seharusnya media Pembahasan 1. Tanggung jawab Media Media harus bertanggungjawab dalam hal menyajikan pemberitaan yang benar, komprehensif, cerdas dan akurat. Media dituntut untuk dapat memberitakan suatu fenomena adanya. pendapat dan Fakta peristiwa harus harus secara disajikan dikemukakan akurat dan sebagai murni jujur fakta, apa dan sebagai pendapat. forum pertukaran Kriteria kebenaran juga dibedakan menurut situasi dan kondisi masyarakat. Media harus pendapat, berperan komentar sebagai dan kritik. Karenanya, media tak hanya berfungsi sebagai sumber informasi melainkan juga forum penyelesaian masalah. Setiap masalah yang menjadi urusan publik dan berhubungan dengan publik disuguhkan oleh media, untuk kemudian dicarikan jalan keluar. dibahas bersama dan 52 khas Media diharapkan dapat menyajikan gambaran yang dari setiap kelompok masyarakat. Syarat ini menuntut media untuk memahami karakteristik dan juga kondisi pada semua kelompok stereotype. di Tujuannya masyarakat adalah tanpa untuk terjebak menghindari terjadinya konflik sosial di masyarakat terkait dengan isi berita yang disajikan. Media diharapkan dapat menyajikan dan menjelaskan tujuan dan nilai-nilai masyarakat, yang artinya bahwa media tidak harus mendramatisir pemberitaannnya, melainkan berusaha mengaitkan suatu peristiwa dengan hakikat makna keberadaan masyarakat dalam hal-hal yang harus diraih. Media merupakan instrument pendidik masyarakat sehingga media harus memikul tanggung jawab pendidik dalam memaparkan segala sesuatu mengaitkannya ke tujuan dasar masyarakat. dengan Media diharapkan dapat membuka akses ke berbagai sumber informasi. membutuhkan jauh lebih Masyarakat banyak pada industri masa modern sebelumnya. Dengan tersebarkan berbagai informasi, akan mempermudah masyarakat untuk tersebut. mengakses informasi-informasi 2. Kesetaraan Akses Informasi Apabila sebuah informasi merupakan kekuatan dalam masyarakat kesetaraan yang akses berbasis terhadap informasi, informasi maka sangat beberapa penting. kecuali jika kita bersedia menerima suatu masyarakat di mana beberapa orang atau kelompok yang dirugikan karena tidak adalah dapat memperoleh masyarakat yang akses bisa informasi. menjadi Risikonya bertingkat 53 berdasarkan informasi yang tersedia bagi orang untuk menggunakannya secara bersama, seperti ekonomi, menempatkan masalah succintly pendidikan, ras, atau lainnya. Everette ketika ia Dennis mencatat concerned about the bahwa “the “reasons information-rich people to be versus information-poor people. Information is power and some information will no doubt be priced so high that it will be out of the reach of many people” diperhatikan mengenai orang kaya - alasan untuk informasi versus orang miskin - informasi. Informasi adalah kekuatan dan beberapa informasi tidak akan diragukan lagi dijual dengan harga sangat tinggi sehingga akan keluar dari jangkauan banyak orang. Dennis and Merril, 199175 dalam Gordon dan Reuss, 1996122 Dari pernyataan Dennis tersebut menunjukkan adanya alasan-alasan mengenai seseorang yang disebut sebagai orang kaya informasi dan orang yang miskin informasi. Informasi merupakan sebuah kekuatan power yang sangat berharga mahal dan hanya orang berkemampuan atau orang kaya saja yang mampu menggapai informasi yang bernilai tinggi tersebut. Informasi yang berharga tinggi akan jauh dari membutuhkan menjangkaunya. Eric National mencatat jangkauan biaya Elbot, Center bahwa orang yang mantan for Media Amerika kebanyakan, tidak direktur diakses selalu karena sedikit untuk komunikasi di Boston, mengakses - untuk telah untuk pendidikan, politik, perpustakaan, dan ekonomi. Dengan munculnya era informasi, ia menyarankan, fokus harus diubah untuk mencakup akses terhadap informasi dan 54 hiburan yang tersedia melalui saluran berbagai media massa. dicapai, Isu utama tetapi seberapa jauh tampaknya siapa bukan yang tanggung apa bertanggung jawab tersebut yang jawab harus dan dilaksanakan. Informasi yang disampaikan oleh media massa seharusnya merupakan sesuatu yang menjadi hak publik untuk mengetahuinya. Tidak ada eksklusivitas dalam distribusi atas informasi tersebut. Berita-berita yang baik adalah berita yang mempunyai nilai berita news value, padahal kita ketahui bersama, bahwa sampai saat ini pemberitaan-pemberitaan yang ditayangkan oleh media menyesuaikan permintaan dan selera pasar masyarakat. Sesuatu yang dianggap menarik oleh pasar, itulah yang akan mempunyai banyak perhatian audience yang nantinya akan berpengaruh pada rating acara atau program. David Gordon 1996, menyatakan bahwa media massa harus membuat beberapa upaya khusus untuk memastikan bahwa mereka terus menjangkau khalayak massa dan benarbenar dalam proses, membawa era informasi ke semua strata masyarakat. Pendapat Gordon tersebut merupakan sesuatu yang bersifat mulia dan idealis, tetapi untuk mencapainya dibutuhkan usaha yang tidak mudah. Industri media saat ini tidak lagi menfokuskan pada kualitas konten saja, tetapi lebih pada selera pasar sehingga terkesan hanya menitikberatkan pada peningkatan profit bagi perusahaan mempunyai rating media yang tersebut. tinggi, Ketika secara sebuah otomatis acara akan menarik para pengiklan untuk turut serta dalam tayangan program tersebut. Media massa tidak hanya berkewajiban etis untuk membantu memastikan "ekuitas informasi" seluruh 55 masyarakat, tetapi juga memiliki beberapa alasan yang sangat praktis untuk melakukannya. Beberapa alasan praktis tersebut didasarkan pada ekonomi. Jika kelompok dalam masyarakat kehilangan akses informasi, maka media kehilangan pelanggan potensial karena itu merupakan bisa mengakses target potensial untuk pengiklan. Masyarakat sebagai konsumen media selalu mengharapkan informasi dari media dengan cara yang mudah dan cepat, serta efisien dari segi biaya. akan Alasan lain, bahwa masyarakat menjadi lebih sadar pentingnya akses ke berbagai sumber informasi, tekanan cenderung mendorong tindakan pemerintah untuk memastikan hal ini, jika media sendiri tidak mengambil langkah-langkah untuk melihat bahwa hal itu terjadi. Tapi alasan yang paling penting bagi media untuk peduli tentang ekuitas utilitarian bahwa informasi itu tepat adalah untuk sudut masyarakat pandang maupun untuk media. Perlu diperhatikan oleh pihak media bahwa ekuitas informasi merupakan hak bagi setiap warga Negara Indonesia. Sehingga menjadi kewajiban Negara dan media dapat massa untuk menjangkau bisa mengupayakan seluruh memandang kelas sosialnya. lapisan agar informasi masyarakat tanpa Konsekuensi etis dari informasi "apartheid" yang terlalu serius untuk ditoleransi oleh media atau oleh masyarakat yang mereka layani. Kuncinya adalah memberikan kesempatan untuk mengakses informasi yang telah melewati pengawasan dari berbagai gatekeeper dan tersedia untuk umum. Kita tidak bisa berharap untuk sebuah demokrasi partisipatoris sepenuhnya kecuali kami bertujuan untuk ideal yang memungkinkan semua warga 56 kesempatan untuk yang relatif sama. mendapatkan informasi 3. Fungsi dan Etika Media Ahli komunikasi massa Harold D pada pijakan Lasswell dan Charles Wright dalam Morissan, 201011, menyatakan terdapat empat fungsi sosial media massa, yaitu 1. Social surveilance. termasuk pada media upaya Pada fungsi ini, televisi, penyebaran akan media senantiasa informasi dan massa merujuk interpretasi seobjektif mungkin mengenai peristiwa yang terjadi, dengan maksud agar dapat dilakukan kontrol sosial sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam lingkungan masyarakat bersangkutan. 2. Social correlation. Dengan fungsi korelasi sosial tersebut, akan terjadi upaya penyebaran informasi yang dapat menghubungkan satu kelompok sosial dengan kelompok sosial lainnya. Begitupun antara pandangan – pandangan yang berbeda, agar tercapai konsensus sosial. 3. Socialization. Pada fungsi ini, media massa selalu merujuk pada upaya pewarisan nilai-nilai satu generasi ke generasi selanjutnya, satu kelompok ke kelompok lainnya. luhur dari atau dari 4. entertainment. Agar tidak membosankan, sudah tentu media massa perlu juga menyajikan hiburan kepada televisi kita, khalayaknya. Hanya saja, fungsi hiburan ini sudah terlalu sehingga dominan ketiga terlupakan. Untuk mewarnai fungsi itu, siaran lainnya, fungsi seolah hiburan telah haruslah ditata agar seimbang dengan tiga fungsi lainnya. 57 keempat fungsi media massa tersebut bersinergi dan sinkron dalam rangka menyajikan tayangan yang sehat. Sebab, hanya dengan tayangan yang sehat sajalah yang nantinya dapat melahirkan generasi yang sehat. Generasi yang memiliki karakter bangsa. Dalam hal inilah, kesadaran masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia secara khusus perlu bertekad dan berkomitmen untuk mengupayakan agar ke depan jangan lagi mau membiarkan diri dan keluarganya didikte oleh siaran TV yang tidak mendidik dan bahkan merusak pembangunan karakter bangsa bagi masyarakat warga negara dalam pembangunan bangsa ke depan. Logika waktu pendek menempatkan media massa dalam situasi dilematis. semakin memiliki Disatu sisi, idealisme media menuntut peran sebagai sarana pendidikan agar audience kedalaman ekonomi terpatri berpikir; memaksa pada sikap kritis, namun media yang di sisi mengadopsi kemandirian, lain, logika spektakuler, dan pragmatism mode yang sensasional, superficial dan pesan yang beragam. Haryatmoko, 2007 30 Tayangan dan paparan media massa saat ini, takjarang mengesampingkan etika jurnalistik dan kaidahkaidah media tetap yang massa harus menyangkut mengikuti kepentingan arus memperhatikan dan dan publik. selera berpegang Meskipun pasar, teguh namun pada norma dan etika jurnalistik, dimana informasi-informasi yang disampaikan kepentingan umum. kepada masyarakat menyangkut Seperti kewajiban etis, jelas berasal dari kedua perhatian utilitarian untuk menyediakan sejumlah besar 58 orang dan penekanan Yohanes Rawl pada melindungi itu berarti menemukan anggota yang paling rentan masyarakat. Jika tanggung jawab sosial cara untuk baru dan berarti apa-apa, menghindari menciptakan sekelompok jelas dari warga kelas dua dalam masyarakat informasi. Media teknologi informasi baru dapat memberikan kesempatan yang lebih baik daripada media massa yang beroperasi penting untuk – membangun kebijakan publik praktik yang baru dan-lebih mendorong bukan menghambat ekuitas informasi. Gordon dan Reuss, 1996 126 Hal tersebut di atas, akan membantu meningkatkan selektivitas diatasi dengan sumber informasi dalam menargetkan audiens yang diinginkan. Dengan beberapa masukan dari kelompok marjinal-karena faktor seperti cacat fisik, pendapatan rendah, atau kurangnya pendidikan-itu merekomendasikan pembentukan poin akses publik di perpustakaan dan pusat perbelanjaan yang akan tersedia sosial untuk dan semua tanggung jawab perencanaan untuk jaringan. filosofi sosial harus keadilan memandu Upaya-upaya khusus harus dilakukan untuk menjamin layanan informasi yang kepada orang miskin, diperpanjang secara universal orang cacat, dan minoritas. Sebagai masyarakat, dan sebagai praktisi media, kita harus prihatin bahwa ekonomi bisa menghilangkan kesempatan beberapa warga untuk mendapatkan berbagai jenis informasi. Potensi meningkatnya perbedaan akses terhadap informasi dalam berorientasi informasi masyarakat adalah salah yang satu semakin yang harus diatasi oleh media itu sendiri dengan beberapa bantuan 59 dari pemerintah, kebijakan untuk Pemerintah insentif juga ekonomi khususnya mengatur dapat dalam pembentukan dengan menciptakan teknologi membantu bagi hal media massa informasi baru. tradisional yang sudah ada untuk mengatasi masalah ini. Jika media yang melayani masyarakat, mereka mempunyai tanggung jawab untuk berusaha mengurangi kesenjangan. dan Menurut Caroll Reuss 1996, bahwa kekuatan pasar persaingan adalah perlindungan yang cukup untuk memberikan akses yang dibutuhkan, dan pertanyaan hanya seberapa banyak akses yang benar-benar diperlukan. Dari pernyataan Reuss tersebut menjelaskan tentang adanya pasar yang normal menunjukkan ada berbagai hal di dalamnya. Yang disebut pasar yang ideal menurut Reuss adalah sebuah pasar yang bebas free-market tapi tetap mengedepankan sifat selectif terhadap informasi- informasi yang masuk ke dalam pasar tersebut. Pasar market pertukaran penawaran. merupakan proses berdasarkan Beberapa pada yang terregulasi dinamika keuntungan dari permintaan adanya dari dan pasar tersebut,yaitu Pasar mempromosikan keuntungan;Pasar mempromosikan flexibilitas; Pasar mempromosikan inovasi; Pasar bisa mengirimkan media seperti beberapa produk. Adapun beberapa kelemahan pasar antara lain 1. Tidak demokratis, artinya bahwa hanya pihak-pihak yang mempunyai capital yang bisa memasuki media 2. Pasar mereproduksi ketidaksamaan in-equality, artinya media mencerminkan pandangan-pandangan dan ketertarikan. 3. Pasar bersifat amoral 60 4. Pasar tidak perlu memenuhi kebutuhan sosial 5. Pasar hanya bersifat mitos. Media massa merupakan elemen penting dalam masyarakat. Mereka membantu mendidik dan bersosialisasi dengan beragam populasi. Tapi media massa tidak saluran langsung menuju kesatuan sosial, meskipun banyak dari mereka terlihat atau terdengar sama dan mencakup topik dan sumber yang sama. Pada tahap awal, memahami bahwa ada dua definisi media akses. Salah satunya adalah kemampuan individu atau kelompok untuk menerima media. Yang kedua adalah kemampuan dari setiap individu atau kelompok untuk memiliki kisahnya diceritakan oleh media massa Media massa hanyalah salah satu bagian dari persamaan komunikasi, sehingga mereka tidak bertanggung jawab untuk menjaga informasi masyarakat, dan tidak ada media massa yang bisa berpretensi memiliki semacam kewajiban. Pada akhir dari persamaan adalah khalayak media, baik aktual maupun potensial, yang juga memikul tanggung jawab sebagai pencari informasi yang cerdas. Menempatkan liputan media. tanggung Penelitian jawab etis menunjukkan untuk bahwa akses orang membuat keputusan berdasarkan informasi dari berbagai sumber dan media telah bervariasi dan efek terbatas pada individu dan kelompok. Ini tidak berarti bahwa individu harus pasif terhadap media massa, atau bahwa media massa dapat penerimaan publik 4. Polaritas Pasar Akses adalah menjadi kutub. pasif Pada dan satu tidak sisi mencari terdapat kekhawatiran bahwa setiap orang memiliki akses ke media 61 massa, hiburan yang menawarkan dan membantu masyarakat informasi, bentuk terbentuk. Di interpretasi, opini kutub publik dan bahwa lainnya adalah kekhawatiran bahwa media massa memiliki akses ke sumber dan isi mereka butuhkan untuk menyajikan bersifat dinamis penuh topik dan informasi. Akses pasar media sederetan dan selalu berubah. Dua kutub yang kita prihatin adalah media dan masyarakat, yang terus-menerus menguji satu sama lain. Mereka bermanfaat bagi satu sama lain. Polaritas pasar dipersulit oleh kekhawatiranharus diakui tidak menjadi perhatian universal, bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan untuk memilih media atau penawaran media yang bijaksana untuk kepentingan orang dalam kepentingan masyarakat. pasar oen Dengan bebas yang terbaik mereka demikian, peduli ada bahwa atau orang- beberapa warga, terutama anak-anak dan mereka yang dapat membawa kerugian pada diri mereka sendiri dan orang lain, tidak harus memiliki media massa. Penutup Setiap akses tak warganegara terbatas berhak untuk persembahan mendapatkan informasi sesuai dengan kebutuhannya. Informasi tersebut dapat diakses melalui disekitarnya. mendapat berbagai Kebanyakan informasi media warga tentang massa hanya yang tidak masalah-masalah ada ingin kritis. Mungkin ini adalah beberapa jenis masalah etika bagi warga, bukan ketimpangan media. Jika ketersediaan kita media, bisa kita mengatasi masih akan dihadapkan pada kurangnya minat pada bagian dari segmen 62 besar penduduk. Ekuitas Informasi adalah menyenangkan dengan semangat komunitarian. Ini menyiratkan tanggung jawab pada pemerintah atau media, atau keduanya. Intinya adalah bahwa tidak akan pernah ada ekuitas informasi. Kelompok tertentu dalam masyarakat akan mendominasi informasi dan kelompok apartheid tidak akan bisa mengakses informasi jika ia tidak mempunyai biaya untuk memiliki teknologi komunikasi, ataupun bila ia tidak berada pada wilayah jangkauan informasi. *Penulis adalah dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Sultan Fatah Demak 63 Daftar Pustaka Bertens, K. 2007. Pustaka Utama. Etika. Jakarta PT Gramedia Gordon, Kittross, John M, Reuss, Carol, and Merrill, Hohn C. 1996. Controversies in Media Ethics. USA Longman Publishers Haryatmoko. 2007. Etika Media, kekerasan dan Kanisius komunikasi – Manipulasi pornografi. Yogyakarta Morrisan. 2010. Teori Komunikasi massa. Bogor PT. Ghalia Indonesia Online Irfani, Yuliai. 2012. Masih banyak desa blank signal. diakses 1 Juli 2012 64 sebagailintas negara yang juga dikenal dengan nama globalisasi. Dengan kata lain internet merupakan ciri dari era globalisasi, sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi. Internet adalah sistem jaringan dari jaringan komputer yang terhubung di seluruh dunia, dan dapat disebut sebagai DAMPAK GLOBALISASI MEDIA MASSA DALAM MENANGANI PERTUKARAN BUDAYA IMPERIALISME BUDAYA DAN KEDEKATAN BUDAYADAMPAK GLOBALISASI MEDIA MASSA DALAM MENANGANI PERTUKARAN BUDAYA IMPERIALISME BUDAYA DAN KEDEKATAN BUDAYAGLOBALISASI. MEDIA MASSA. KONTEN ASING, BUDAYA 4 Sebagai sarana informasi. Informasi yang kita butuhkan dapat diperoleh dengan menggunakan komputer, yaitu diantaranya : Mencari produk yang diinginkan melalui informasi produk, mencari lowongan kerja melalui informasi pekerjaan, mencari berita dalam maupun luar negeri melalui informasi berita, mencari tempat-tempat pendidikan melalui informasi pendidikan, mencari tempat-tempat hiburan
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu "techne" yang berarti seni, kerajinan atau keterampilan. Sedangkan "logia" yang berarti studi atau ilmu pengetahuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI "informasi merupakan penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu". Menurut Informasi Technologi Association of America ITAA, "teknologi informasi adalah ilmu yang berbasiskan komputer, khususnya aplikasi software dan hardware".Fungsi teknologi informasi menurut Sutarman pada jurnal penelitian yang dilakukan oleh Yohanes, Netty Herawati, dan Lina Sunyata yaitu "menangkap capture, mengolah processing, menghasilkan generatering, menyimpan storage, mencari kembali retrifal, sebagai transmisi transmission."Teknologi informasi infromation technology bisa juga disebut sebagai TI, IT atau infotech. "Teknologi informasi adalah teknologi apapun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan atau menyebarkan informasi". Jadi ,dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi merupakan hasil ciptaan manusia berupa software dan hardware untuk mempermudah mencari informasi, mengelola informasi dan menyampaikan informasi kepada individu dan masyarakat banyak. Dengan begitu mempermudah manusia untuk melakukan kegiatan sehari- hari. Dunia saat ini sudah memasuki era globalisasi, dimana pada era ini terjadi perubahan yang pesat dalam banyak hal, seperti informasi, barang, jasa hingga budaya yang ada dimasyarakat. Era dapat diartikan sebagai zaman atau kurun waktu tertentu, dimana pada saat itu terjadi suatu peristiwa yang menandai adanya perubahan ataupun perkembangan pada zaman itu. Globalisasi memperluas interaksi antara wilayah dan populasi diseluruh penjuru dunia. Globalisasi merupakan sebuah proses ekonomi, sosial, budaya, teknologi, kelembagaan yang menghubungkan antara masyarakat dengan individu diseluruh dunia, dimana proses ini merupakan proses pertukaran antara berbagai belahan dunia. Era globalisasi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang melanda seluruh dunia, dimana dampaknya sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia dari semua kalangan. Perubahan pada era globalisasi meliputi bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi, lingkungan, budaya dan sebagainya. Hal tersebut yang menyebabkan kemajuan pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang sangat pesat, yang mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat yang pastinya sangat berbeda dengan keadaan terdahulu. Lihat Pendidikan Selengkapnya

1 jelaskan tentang perkembangan jaringan komputer sebagai sarana yg digunakan dalam proses telematika ! Perkembangan jaringan komputer tidaklah luput dari semakin besarnya keinginan masyrakat global dalam mendapatakan informasi secara cepat dan bagimana mempermudah aktifitas mereka sehari teknologi telepon genggam yang mengalami perebahan yang sangan signifikan dari waktu ke

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Era globalisasi telah membawa dampak signifikan terhadap budaya di seluruh dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses integrasi dan interaksi antara berbagai negara dan masyarakat yang melintasi batas-batas geografis, politik, dan ekonomi. Dalam konteks ini, budaya tidak lagi terbatas pada wilayah geografis tertentu, melainkan menjadi sebuah fenomena yang terhubung secara global. Salah satu dampak utama dari globalisasi terhadap budaya adalah pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya di antara masyarakat yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, yang memungkinkan informasi dan produk budaya untuk dengan mudah dipertukarkan secara global. Misalnya, melalui internet dan media sosial, individu dapat mengakses dan berinteraksi dengan budaya dari seluruh dunia, termasuk musik, film, literatur, dan tradisi itu, perdagangan internasional yang semakin meningkat juga telah membawa pengaruh budaya yang signifikan. Produk budaya seperti makanan, pakaian, dan barang- barang konsumsi lainnya dapat dengan mudah ditemukan di berbagai negara, sehingga mengubah pola hidup dan selera masyarakat setempat. Hal ini menciptakan perpaduan budaya yang unik, di mana elemen budaya asing dan lokal saling berdampingan dan saling mempengaruhi. Namun, meskipun globalisasi telah membawa manfaat dalam hal peningkatan pemahaman lintas budaya dan akses terhadap keberagaman budaya, juga ada tantangan yang dihadapi oleh budaya dalam era ini. Salah satunya adalah dominasi budaya global yang seragam, yang cenderung mengaburkan keunikan budaya lokal. Globalisasi ekonomi dan media massa yang kuat dapat menyebabkan homogenisasi budaya, dengan citra, nilai, dan tren yang serupa tersebar di berbagai belahan dunia. Selain itu, perubahan budaya yang cepat juga dapat menimbulkan resistensi dan ketegangan dalam masyarakat. Beberapa kelompok masyarakat berjuang untuk mempertahankan identitas budaya mereka dan melindungi warisan tradisional mereka dari pengaruh budaya asing. Perdebatan tentang pelestarian budaya versus adaptasi terhadap perubahan budaya global menjadi semakin kompleks dan konteks ini, penting bagi masyarakat untuk mengembangkan pendekatan yang seimbang terhadap budaya dalam era globalisasi. Menerima perubahan budaya yang dibawa oleh globalisasi tidak berarti mengorbankan identitas budaya sendiri. Sebaliknya, masyarakat dapat memelihara kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya dan melengkapi budaya mereka. Dialog, toleransi, dan kesadaran akan nilai-nilai budaya yang penting adalah kunci dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pertanyaan apakah masyarakat seharusnya menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi merupakan perdebatan yang kompleks. Sudut pandang yang berbeda- beda dapat muncul tergantung pada konteks sosial, budaya, dan nilai-nilai yang yang mendukung penerimaan perubahan budaya dalam era globalisasi melihat manfaat dalam keberagaman budaya yang semakin luas. Menerima perubahan budaya dapat membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik antara masyarakat dari berbagai latar belakang. Pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya dapat menghasilkan inovasi dan perkembangan yang kaya secara budaya. Penerimaan terhadap perubahan budaya juga dapat mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap keunikan setiap budaya. Namun, ada juga pendekatan yang lebih kritis dan cenderung menolak perubahan budaya dalam era globalisasi. Alasan di balik penolakan ini sering kali berakar pada kekhawatiran terhadap kehilangan identitas budaya lokal. Masyarakat yang menolak perubahan budaya mungkin merasa bahwa pengaruh budaya global dapat mengaburkan nilai-nilai dan tradisi mereka sendiri. Mereka berjuang untuk mempertahankan kekhasan budaya mereka dan melindungi warisan budaya yang mereka anggap juga argumen yang menyatakan bahwa pendekatan penerimaan atau penolakan perubahan budaya tidak harus bersifat biner. Masyarakat dapat mengadopsi pendekatan yang seimbang dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pendekatan ini mencakup upaya untuk menjaga kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya budaya tersebut. Ini melibatkan dialog antara budaya-budaya yang berbeda, pengakuan terhadap nilai-nilai budaya yang penting, dan penyesuaian yang bijaksana dalam menghadapi perubahan yang akhirnya, keputusan untuk menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi adalah pilihan yang kompleks dan tergantung pada konteks masyarakat dan individu. Yang penting adalah untuk menghargai keberagaman budaya, mempromosikan dialog dan saling pengertian antara budaya-budaya yang berbeda, dan memastikan bahwa perubahan budaya terjadi dengan tetap menghormati dan melindungi kekhasan dan identitas budaya yang ada. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Globalisasiadalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
PertanyaanGlobalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, masyarakat dunia semakin terbuka terhadap berbagai informasi. Gejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah ....Globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, masyarakat dunia semakin terbuka terhadap berbagai informasi. Gejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah .... Universalisme antarkelompok Guncangan sosial budaya di berbagai bidang Konsumerisme dan hedonisme meningkat Tindak kriminalitas meningkat Ancaman kerusakan lingkungan PembahasanKejutan budaya atau gegar budaya cultur shock merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketimpangan yang cukup jauh antara budaya yang masuk dengan budaya lokal yang mengakibatkan adanya benturan budaya disebabkan ketidaksiapan masyarakat menerima budaya-budaya baru yang masuk dalam kebudayaan lama mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah budaya atau gegar budaya cultur shock merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan ketimpangan yang cukup jauh antara budaya yang masuk dengan budaya lokal yang mengakibatkan adanya benturan budaya disebabkan ketidaksiapan masyarakat menerima budaya-budaya baru yang masuk dalam kebudayaan lama mereka. Berdasarkan penjelasan tersebut, jawaban yang tepat adalah B. Perdalam pemahamanmu bersama Master Teacher di sesi Live Teaching, GRATIS!7rb+VPVincent PratamaPembahasan lengkap bangetRMRara Meike Pembahasan lengkap banget Ini yang aku cari! Bantu banget Mudah dimengerti Makasih ❤️
Dampakpositif globalisasi di bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, globalisasi memberi dampak positif, yaitu mempermudah akses informasi. Mulai dari mencari materi pelajaran hingga profil sekolah atau universitas. Sebutkan dampak positif globalisasi di bidang pendidikan! Dikutip dari buku Perbandingan Pendidikan (2020) oleh Ahmad Qurtubi
kbDzAG.
  • kxmo9urbk9.pages.dev/322
  • kxmo9urbk9.pages.dev/336
  • kxmo9urbk9.pages.dev/921
  • kxmo9urbk9.pages.dev/591
  • kxmo9urbk9.pages.dev/483
  • kxmo9urbk9.pages.dev/790
  • kxmo9urbk9.pages.dev/374
  • kxmo9urbk9.pages.dev/556
  • kxmo9urbk9.pages.dev/351
  • kxmo9urbk9.pages.dev/967
  • kxmo9urbk9.pages.dev/153
  • kxmo9urbk9.pages.dev/300
  • kxmo9urbk9.pages.dev/122
  • kxmo9urbk9.pages.dev/981
  • kxmo9urbk9.pages.dev/544
  • globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia